Rabu, 16 Mei 2012

Resolusi 21 - This too Shall Pass

"Today, God changes '0' to become number '1' on my age
Thanks God for everything,
Because of you, I could be here
Still alive,
Still breathing"
(written on May 16th, via twitter @ozynisme)

Tidak terasa, terhitung sejak kemarin, kini usia saya telah resmi bertambah satu tahun.
Banyak suka duka, pahit manis, asam asin kehidupan yang sudah saya lalui selama 20 tahun belakangan ini.
Dan semua itu akan terus bertambah di tahun-tahun kedepan.

21 tahun yang lalu, tepat pukul 02.30, tanggal 16 Mei 1991, Tuhan mentakdirkanku untuk terlahir ke dunia ini.
Melalui rahim seorang ibu yang rela meregang nyawanya, akhirnya saya bisa bernafas dan menikmati keindahan alam nyata setelah 38 Minggu berada di buaian sekantong amnion.

Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun berganti.
Tak terasa, melalui berbagai jalan berliku, saya akhirnya berada di sebuah persimpangan baru.
Persimpangan ini yang akan membawa saya ke sebuah 'kawah candradimuka'.
Kawah yang sungguh terlihat menyeramkan dari luar. Dan mungkin akan lebih menyeramkan lagi ketika kita sudah berada di dalamnya.


Dari segi sejarah,
Kawah candradimuka merupakan tempat para dewa merebus Gatotkaca sampai menjadi tulang besi, otot kawat, kebal segala senjata, hingga dapat terbang layaknya Ultraman.
Dari segi tatabahasa Indonesia,
Kawah Candradimuka dapat dijadikan kiasan untuk menggambarkan tempat pendidikan yang menggodok / mendadar seseorang menjadi calon orang besar.

Ngomong-ngomong soal kawah Candradimuka, sebenarnya saya dulu sudah sempat melewati kawah candradimuka pertama dalam hidup saya. Itu saat saya masih SMA. Bahkan saat itu saya sempat berpikir, 'Apakah saya mampu melewati masa 3 tahun yang begitu lama di sekolah ini? Apakah saya masih hidup dan tersenyum saat saya keluar dari sekolah ini?'

Tapi, ternyata saya bisa melaluinya. Bahkan saya mendapat banyak pelajaran berharga dari sekolah itu yang mungkin tidak bisa saya dapatkan di sekolah lain.
Dan ketakutan saya akan kalimat : "Apakah saya bisa masih hidup saat saya keluar dari sekolah ini?", sudah bisa saya jawab. Ya, saya masih hidup, dan saya masih bisa tersenyum.

Sekarang,
di persimpang berikutnya,
di Kawah Candradimuka kedua,
yang menurut saya akan lebih dan sangat lebih berat
Saya pun bertanya-tanya :"Ya Allah, apakah hamba mampu melewatinya? Apakah hamba masih bisa hidup disana? Apakah hamba bisa keluar dari sana dengan tersenyum? Atau sebaliknya?"

Tapi, untuk mencapai apa yang saya cita-citakan, saya harus melewati kawah ini.
Semua orang yang kini berada di posisi apa yang saya cita-citakan itu, mereka semua sudah melewati kawah ini. Dan mereka semua bisa melewatinya. Lalu, mengapa saya tidak? Saya tentu juga harus bisa.
Harus bisa.

Resolusi saya di usia baru saya, saya sebut dengan Resolusi 21.
Yaitu,
Saya ingin berubah jauh lebih baik lagi.
Saya ingin bisa menjadi orang yang lebih kuat, lebih tegar.

Dan harapan saya,
Semoga Allah SWT, Tuhan semesta alam, Yang Maha Berkuasa
Semoga Ia memberikan saya kemudahan di setiap langkah saya
Semoga Ia membukakan pintu jalan keluar di kala saya tersesat
Semoga Ia melapangkan kemudahan saat saya menemui kesulitan
Semoga Ia membuat Kami, satu Angkatan 2008, bisa menjalani kehidupan kami di 'Kawah Candradimuka' ini, dengan baik, dengan mudah, di bawah naungan perlindungan-Nya.

-------------------------------
Sebelum saya mengkahiri tulisan ini, saya ingin share sebuah cerita menarik yang saya dapatkan dari Broadcast Message BBM. Cerita ini sungguh menginspirasi saya untuk bisa berjuang di Kawah Candradimuka kelak.
Begini ceritanya :
-------------------------------

Seorang Raja meminta tukang emasnya yang sudah Tua Renta utk menuliskan sesuatu di dlm cincinnya.

Raja berpesan, "Tuliskanlah sesuatu yang bisa kamu simpulkan dari seluruh pengalaman & perjalanan hidupmu, supaya itupun. bisa menjadi pelajaran utk hidup saya".

Berbulan² si tukang emas Ɣªηƍ tua itu membuat cincinnya, tetapi lebih sulit menuliskan apa Ɣªηƍ penting di cincin emas yang kecil itu.

Akhirnya setelah berdoa & berpuasa, si tukang emas itupun menyerahkan cincinnya pada sang Raja.

δaη dgn tersenyum, sang raja membaca tulisan kecil di cincin itu. Bunyinya,

"THIS TOO, SHALL PASS"
(DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU).

Awalnya sang Raja tdk terlalu paham dgn apa Ɣªηƍ tertulis di sana.

Tapi, suatu ketika, tatkala menghadapi persoalan kerajaan Ɣªηƍ pelik, akhirnya ia membaca tulisan di cincin itu & ia pun menjadi lebih tenang,
“δaη inipun akan berlalu.”

δaη tatkala ia sedang ber-senang², ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu, lantas ia menjadi rendah hati kembali.

Betul!

Ketika Anda lagi punya masalah besar ataupun sedang dalam kondisi terlalu gembira, ingatlah kalimat itu,
"δaη inipun akan berlalu."

Kalimat ini, kalau direnungkan dgn bijak akan mengantarkan diri kita pada keseimbangan hidup.
Tdk ada satupun yang langgeng.

Jªδί, ketika Anda punya masalah, tdklah perlu terlalu bersedih.

Tapi, tatkala Anda lagi senang, nikmatilah selagi anda bisa senang

Ingatlah....

Apapun Ɣªηƍ anda hadapi saat ini, semuanya akan berlalu.

--------------------------------------------------------------------------------------------

Ya, "THIS TOO, SHALL PASS"
Ingatlah teman2, semuanya akan berlalu, cepat atau lambat.
Suatu saat nanti, kita pasti bisa lolos dari Kawah Candradimuka ini dengan selamat.
Dan kita akan tersenyum, dengan membawa sebuah kesuksesan yang akan membanggakan kedua orang tua kita.
Tugas kita sekarang hanyalah : 'Terus berusaha memberikan yang terbaik'.
Apapun dan bagaimanapun keadaannya, dan kerasnya keadaan, jangan menyerah.
Sebab,
"THIS TOO, SHALL PASS"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...