Sabtu, 26 Mei 2012

Pesona Indah Bumi Pasundan (part 3 - Wiskul Bubur Bunut)

Masih dalam cerita tentang liburan saya di tanah Pasundan.
Kali ini, saya akan cerita mengenai wisata kuliner di Bubur Bunut. Udah pernah makan bubur bunut belom? Kalau kalian ke Sukabumi, maka jangan sampai melewatkan Bubur Bunut.
Uenakkk Poll........
Check This Out :


Pertama kali datang ke Bubur Bunut, yang terasa tuh suasana yang sungguh bersahaja.
Mengapa? Soalnya, bubur ini khan terletak di Kota Sukabumi, yang notabene masih gak sepadat Jakarta, jadi kelihatannya nyaman banget buat jadi suasana makan pagi.
Di sekitar Bubur Bunut pun lingkungannya hijau dan bersih. Di depannya, terpampang papan nama besar : "Bubur Bunut", seperti foto di atas.
Ayo kita masuk, untuk langsung menikmati bagaimana makanan disini.


Untuk menu-menu yang tersedia di Bubur Bunut, kalian bisa lihat di Foto Atas.
Biasanya, orang pada makan bubur bunut mulai dari pagi sampai sekitar jam 10 siang. Ya eyalah, gak enak banget kali yaa kalo makan bubur di siang bolong. Udah perut krucuk-krucuk, kepanasan siang bolong, masak mau makan bubur, gak logis.

Saya datang ke Bubur bunut jam 8 pagi. Saat itu udah banyak tuh orang-orang yang makan bubur disana.
Kelihatannya sih mereka orang-orang kantoran gitu. Sama ada juga bos-bos besar dan turis turis yang nongkrong disana. 
Disana, saya mesan : Bubur Bunut Spesial, Roti Bakar Coklat, Ssusu Strawberry, dan Air Putih.
Ayah saya mesan : Nasi Liwet Komplit dan Air Teh Hangat.


Kurang lebih, seperti foto di atas keadaan di Bubur Bunut. Sekelilingnya, penuh dengan tanaman hijau. Lalu ada kolam air juga yang membuat ada bunyi-bunyi gemericik air di saat kita menyantap bubur disana.


Nah, itulah Bubur Bunut Spesial yang saya pesan. Sebenarnya, saya gak pesan teh sih, tapi secara otomatis langsung dikasih teh tawar. Maklum, sepertinya hampir semua di warung Sunda, selalu dikasih Teh Tawar (meskipun kita gak mesan teh). 
Pertanyaan saya : "Kenapa gak dikasih Teh Manis yaa?" Maaf, mungkin : "Harga Gula lagi Naik di pasaran Mas Bro". (becanda).


Nah, saya foto dari dekat. Isi bubur-nya tuh macem macem. Saya tidak mampu mengidentifikasinya.
Yang jelas, cuma satu kata : "ENAK" plus "BANGET" (sorry, jadinya 2 kata).
Rasa bubur bunut itu khas banget, sangat berbeda dari bubur ayam, atau bubur bandung pada umumnya.
Padahal isinya khan banyak banget macamnya, tapi rasanya gak jadi aneh. Malah isi yang beragam itu membuat satu cita rasa tersendiri yang sangat menarik dan memanjakan lidah.



Setelah selesai menyantap Bubur, saya langsung menyantap pesanan saya yang berikutnya, yaitu : Roti bakar Coklat. Hemm, kalo dari segi rasa dan penampakan, gak terlalu berbeda sih dari Roti Bakar pada umumnya.
Bedanya, roti bakar kali ini saya makan di Bubur Bunut. Thats All.
Tapi, enak loh Roti bakarnya, enak banget, kalian pasti ngiler deh ngeliat fotonya, hehehee :)


Untuk menutup seluruh santapan saya hari itu, saya minum Susu Strawberry. 
Kok So Sweet banget ya jadi minum Susu Strawberry? Ada angin apa?
Gak kenapa-kenapa sih, alasan saya milih susu strawberry cuma gak pengen sama aja warnanya sama Roti Bakar yang barusan saya makan. Khan hidup saya pagi itu jadi gak berwarna kalo penuh sama warna cokelat doang, ya sekali-sekali ada warna pink juga deh menghiasi makan pagi saya hari itu. *Random Banget, se-Random Justin Bieber di Random Country*.


Nah, sekarang saya mau nunjukin santapan ayah saya. Itu adalah Nasi Liwet Komplit. Mari, kita dekati lebih dalam apa saja isi dari paket Nasi Liwet Komplit tersebut.


Ada tempe, ikan asin (gak tau sih itu ikan asin apa bukan), sayur Asam. Btw, sayur asam-nya itu seger banget loh. Benar-benar menggiurkan. Gak percaya? Lihat aja foto sayur asam lebih dekat di bawah ini :


Saya betul-betul ngiler kalo liat foto itu (mungkin itulah yang kalian pikirkan).
Jangankan Anda, saya pun yang udah makan tuh sayur asam, tetap bakal ngiler ngeliat fotonya.
Makanya, entar cobain deh icip-icip langsung di Bubur Bunut, jangan dilewatkan. hehee :)


Paket nasi liwet komplit itu juga disertai sambal. Sambalnya sih enak banget, maknyos pokoknya.
Dikombinasikan, dicocol sama Ayam Goreng, hemm bener-bener kombinasi yang sempurna untuk mengisi perut saat itu.


Nah, yang ini nasi liwetnya. Jadi, nasinya tuh dibungkus daun, terus buat makan nasinya, kita buka daunnya, makan deh nasinya. Ingat, bukan daunnya yang dimakan. (*semua orang juga tau, ahhaaha*).

 

Yang ini, ayam goreng-nya. Enak? Enak banget. Ini nih yang tadi saya bilang, pas banget dicocol sama Sambal Bunut yang segar dan maknyos.


Setelah puas icip-icip, endingnya ya bayar dong. Di foto atas itu, begitulah keadaan kasirnya. Jadi, kasirnya itu ada di ruang dalam. Sedangkan yang kami makan tadi itu di ruang luar, bentuknya kayak pondokan gitu, lalu dikelilingi kolam sama taman hijau.


Suasana di Bubur Bunut memang asri. Saat kita masuk dan keluar, kita akan melewati tangga ini. Tangga itu dikelilingi taman dengan berbagai jenis tanaman, yang membuat suasana Bubur Bunut jadi semakin asri.


Bailklah, itulah cerita saya tentang wisata kuliner di Bubur Bunut.
Nantikan kelanjutan cerita saya tentang Pesona Indah Bumi Pasundan berikutnya, di part 4, saat saya lewat Gunung Salak dan icip-icip lingkungan FK UI.
See you di postingan berikutnya.... :)

=================================================================

Jumat, 25 Mei 2012

Pesona Indah Bumi Pasundan (part 2 - Sella Bintana)

Lokasi wisata berikutnya, yaitu Sella Bintana. Udah pada tau belom tentang Sella Bintana?
Sebenarnya, saya pengen banget ke Malabar, soalnya Malabar ini punya view yang sangat bagus. Saya tergoda untuk icip-icip pemandangan di Malabar, pasca menonton film Heart. Di film Heart itu khan suasananya hijau-hijau dan asri gitu, banyak kebun tehnya, lalu di Rumah Rachel yang kelihatannya tenang banget. Ternyata semua itu syutingnya dilakukan di Malabar.

Tapi, rupanya saya belum bisa ke Malabar, hemm, akhirnya sebagai gantinya saya ke Sella Bintana deh. Ya, disana kebun teh juga. Lumayan bagus kok pemandangan disana. Lets Check This Out :

Ini salah satu view di Sella Bintana.
Hamparan kebun teh nan menghijau. Guratan awan yang bercengkerama mesra di bawah naungan birunya langit. Semua itu berpadu jadi satu, sungguh menenteramkan jiwa yang melihatnya.

Dari dalam mobil, saya sempat menjepret keadaan di luar. Coba lihat pondokan itu, nah kami akan berhenti disana sebentar untuk jeprat-jepret. Mau lihat hasil jeprat-jepretanya?
Check this out :


 Di bawah pondokan itu, kita bisa lihat hamparan luas kebun teh.
View-nya juga bagus banget buat foto-foto. Saya juga sempat foto senderan di tiang sambil menatap langit biru di bawah pondokan, seperti foto di atas.

Jalan di Sella Bintana emang berkelak kelok, dan sisi-sisi jalannya itu jurang, jadi hati-hati kalo berkendara.
Oh iya, saya lupa cerita, untuk masuk Sella Bintana bayar tiket masuk 20 ribu. Tapi, enttah kenapa saat itu kami cuma disuruh bayar 10 ribu (tapi gak dikasih tiket masuk). Yaa, gak mau suudzon sih, khusnudzon aja, mungkin aja penjaga kebunnya emang selalu baik hati ngasih harga 10 ribu aja. hihihi :p

Setelah puas berfoto di spot pertama, kami langsung jalan lagi ke spot berikutnya.
Dalam perjalanan berikutnya, kami masih melihat hamparan kebun teh yang benar-benar asri.
Lalu, ada juga pemandangan orang yang lagi motong-motong rumput kayak foto di atas.
Sayangnya, kenapa kami gak ngeliat orang metik teh yaa? Sepanjang jalan kenangan, kami cuma ngeliat 1 orang yang metik teh, itupun dalam perjalanan pulang.

Di spot berikutnya, kami menemukan banyak pohon-pohon tinggi yang usianya udah tua banget. Kayak pohon di atas ini, udah ditanam sejak tahun 1969, hemm udah berapa tuh usianya?
Berarti, pohon itu udah berusia 43 tahun. 
Wow, udah tua juga yaa pohonnya.....

 Masya Allah, pemandangan di spot kedua ini sungguh indah. Bener-bener berasa gak nyesel saya icip-icip ke Sella Bintana. Rasanya puas banget, gak kecewa walaupun gak sempat ke Malabar.
Ayo lihat hasil hunting foto-foto saya di spot kedua ini.
Check this out :

Ada deretan pohon yang sungguh ramah, seakan mereka menyapa kehadiran kita dengan anggun.

Saya pun menyempatkan berfoto dengan adegan 'sedang jalan' di antara 2 pohon yang saling berdampingan, seperti foto di atas.

Ceritanya, foto ini menggambarkan saya yang sedang menatap penuh takjub ke arah barisan pepohonan di depan saya. *emang bagus sih deretan pohon-pohon disana*


Di spot kedua ini, kita juga bisa berfoto adegan 'sedang metik teh', hahaaa.....
Waktu itu, kebetulan saya ketemu bakul teh terdampar di sela-sela pohon teh, jadi saya pakai aja buat narsis berfoto ala petik teh.

Dengan adanya deretan pohon-pohon yang tinggi, dipadukan dengan hamparan hijau kebun teh, hal ini sangat pas untuk dijadikan sasaran jeprat-jepret kali ini.
Foto di atas, itu saya jepret saat Ayah dan Mbak Jewi lagi ngobrol-ngobrol sambil melihat hamparan kebun teh. Entah apa yang mereka bicarakan. Mungkin, mereka kebingungan gimana cara melihara seluruh teh-teh disana, hehehee... :)

 Baiklah, saya sudahi dulu ya icip-icip di Sella Bintananya. Kami pun pulang deh ke Sukabumi.
Dalam perjalanan pulang, saya menyempatkan diri untuk narsis potret diri sendiri di spion, hehee.
Nantikan cerita Pesona Indah Bumi Pasundan part 3 yaa. Di part berikutnya, saya akan cerita perjalanan saya wisata kuliner di Bubur Bunut, ngelewatin Gunung Salak, dan icip-icip kampus FK UI.

See you. :)

================================================================

Kamis, 24 Mei 2012

Pesona Indah Bumi Pasundan (part 1 - Kawah Putih)

Tanggal 18 Mei lalu, saya berangkat ke kota Sukabumi untuk mengunjungi Ayah saya.
Beliau kerja disana dan sangat jarang pulang ke Banjarmasin.
Saya sangat maklum, beliau banting tulang pun itu juga demi keluarga.

Sebenarnya, ini kali kedua saya bertandang ke Sukabumi.
Setiap kali ke Sukabumi dan bertemu Ayah, pasti saya diajak jalan-jalan untuk menikmati keindahan bumi pasundan. Maklum, Ayah punya salah satu hobi yang sama dengan saya yaitu : "Jeprat Jepret".
Saya gak berani menyebut itu Fotografi, maaf, karena kami cuma amatiran, bukan Fotografer, hehehee. Cuma sekedar hobi foto foto gak jelas kok, makanya saya bilang itu : "Jeprat-Jepret".

Inilah rekam jejak saya di Bumi Pasundan dalam berbagai foto berikut.

Hari pertama (18 Mei), saya nyampe Jakarta (dari Banjarmasin) jam 10 pagi.
Abis itu saya ke Bandung dulu, mampir di BSC buat memanjakan mata ngeliat-ngeliat barang Gadget (maklum, meskipun gak beli, tapi rasanya seneng banget kalo udah ngeliat gadget-gadget baru, udah hobi sih yaa, hahaa).

Abis itu langsung goes to Sukabumi. Hemm, nyampe Sukabumi jadinya sekitar jam 8 malam.

Nah, baru keesokan harinya saya berwisata. Tempat kunjungan pertama yaitu "Kawah Putih:" di daerah Ciwidey, di puncak Gunung Patuha. Karena berangkat dari Sukabumi, jadi butuh perjalanan 6 jam buat nyampe sana.
Kebetulan banget saat itu lagi liburan panjang, makanya bejubel deh mobil-mobil yang menuju ke Kawah Putih.
Eh, tau-taunya,. di jalanan Ciwidey, macet banget. Karena ada bus yang mogok.
Jalan menuju Kawah Putih itu emang panjang banget. Pas udah nyampe Ciwidey, jalannya mulai banyak menanjak, maklum khan naik gunung. Udaranya dingin banget menusuk ke sumsung tulang.
Di kawasan ciwidey ini banyak banget tanaman-tanaman hijau di sepanjang jalan yang memanjakan mata (beda banget ama Jakarta yang betul-betul sumpek sama Bangunan Bertingkat yang bikin stress).

Salah satunya yang saya lihat yaitu Kebun Kol. Baru perttama kali saya liat kol sebanyak itu ditanam di kebun, makanya saya potret (itu dia potonya di atas).

Setelah melalui kemacetan, suntuk di jalan, akhirnya sampai di Kawah Putih.
Eits, kami sempat bingung loh, soalnya sepanjang jalan kenangan, maksudnya sepanjang jalan di Ciwidey tuh gak ada tulisan arah jalan ke Kawah Putih.

Jadi, sempat was-was juga ini beneran ke Kawah Putih gak sih.
Sepertinya pemerintah sana musti bangun petunjuk arah deh, ya minimal yang ada tulisannya bahwa itu jalan bakal menuju ke kawah putih.

Sesampainya di Kawah Putih, saya langsung terkejut sama rincian Biaya Parkir yang terpampang di gerbang masuk. Tuh liat sendiri deh di foto.

Bayangin dong, harga parkir mobil nyampe 150 ribu. Astaga, mahal banget. Saya spontan kaget (dan gak sadar keceplosan teriak, HAH? 150 RIBU?).

Karena ingin berhemat, kami jadinya naik ontang-anting aja deh ke Puncak Gunung Patuha. Mau tau ontang-anting itu sepertti apa? Nanti deh ada fotonya kok.

Setelah masuk gerbang, kami langsung parkir mobil di area parkir. Jadi kami gak bawa mobil ke Puncak, soalnya di Puncak khan parkirnya 150 ribu tadi itu lo yang MAHAL itu., hahahaa :p

Di area parkir mobil itu saya ngeliat pemandangan yang indah banget. Pohon -pohon tinggi menjulang, awan putih bergurat mesra, langit biru nan cerah, dan tak kalah penting, SUHU dingin yang menusuk tulang.

Disana emang dingin banget, bahkan pas saya berwudhu disana, airnya terasa seperti air es (saking dinginnya).

Buat teman-teman yang mau kesana, jangan khawatir kalau mau sholat atau buang air. Soalnya, WC dan Musholla disana komplit kok. Bersih pula.

Kalo masalah BAK, saya numpang BAK di toilet salah satu warung yang jual makanan di area parkir. Waktu itu ibu di warung itu langsung menawari BAK di toilet samping warungnya. Langsung deh saya nyosor tu toilet, hahahaa.... Toilet-nya unik banget, soalnya tu toilet bentukannya aneh sendiri. Di kala bangunan lainnya bercat kalem, eh tu toilet nyeleneh sendiri berwarna serba PINK.

 
Itu dia toiletnya ada di foto atas.
Karena ngerasa gak enak sama Ibu Warung, jadinya kami makan deh di warung itu. Ya itung-itung sekalian isi perut sebelum naik ontang-anting menuju Puncak Gunung Patuha (pusat Kawah Putih).


Nah, kami makan disitu tuh, namanya Warung Nasi Ibu Neni. Kalo soal harga sih emang standarnya tempat wisata ya (lumayan ehem lah, you know lah, hahahaa). Kalo soal rasa, hemm, juga you know lah begitu rasanya makanan di tempat wisata. Tapi, rasanya cukup enak kok, cukup memuaskan perut. Saya pesan Ayam Goreng, Nasi Putih, Susu, Air Putih, dan Mie Instan pake Telor (gak banyak khan, standar kok, hahahaa).


Seperti foto di ataslah kurang lebih area parkir mobil disana. Sangat luas. Bersih deh pokoknya. Di sekitarnya itulah dikelilingi sama warung-warung jual makanan dan pernak pernak oleh-oleh.

Setelah makan-makan, kenyang. Jangan lupa sholat loh.
Kalo saya, sholatnya mending sebelum makan aja, soalnya penyajian makanan di warung sana cukup lama. Jadi sembari nunggu makanannya siap disajikan, mending sholat dulu.

Tempat sholatnya ada seberang area parkir, hemm gak perlu saya jelasin ya, panjang nanti soalnya, hahahaa. Yang jelas, sholatnya butuh jalan kaki dulu dari warung Ibu Neni sekitar 3 menit.

Sekarang, setelah makan, kita lanjut antri tiket buat naik ontang-anting ke Puncak Gunung Patuha. Nah, foto di atas itu merupakan lorong tempat ngantri tiketnya. Lumayan lengang yaa, gak panjang antriannya. Tapi, jangan salah, pas udah nyampe di Puncak Gunung Patuha dan ngeliat kawah putih, ternyata ratusan manusia udah berkumpul disana. Luar Biasa.


Itu loket tempat ngambil tiket Ontang-Anting. Kalo bawa rombongan banyak, gak perlu semuanya ikut ngantri (ya iyalahh), cukup satu orang aja yaa, biar tu lorong antrian gak kepenuhan sama jumlah manusia yang behjubel, hehee....


Inilah ontang-anting yang saya ceritakan itu. Saya berfose dulu deh disana, hehee. Jadi ontang-anting itu semacam angkot gitu, dinding tengah bolong. Jadi kita menatap keluar. Gak tau kenapa dibolongin ya, mungkin supaya penumpangnya bisa melihat sekeliling dan supaya bisa muat banyak (mungkin).


Setelah naik ontang-anting di jalan pegunungan yang berkelok-kelok, akhirnya sampai di Puncak Gunung Patuha. Wah, seger banget loh di Puncak Gunung tuh, dingin, berr. Disana terpampang semcam tulisan gede (gak tau saya harus menyebut itu sebagai apa), tulisan balok "KAWAH PUTIH". Saya langsung berfose dulu deh disana, hehee. :)


Setelah berfose di tulisan Kawah Putih yang gede itu, kita langsung masuk aja yuk. Gak sabar pengen ngeliat Kawah Putih. Sebelum masuk ke area Kawah Putih, ada jalan panjang yang musti ditempuh jalan kaki. Gak panjang-panjang amat kok. Paling cuma 5 menit. Di depannya ada gapura (gak tau bener apa gak ya saya menyebut itu gapura), yang kayak di foto itu, di atasnya ada tulisan yang saya gak ngerti itu apa artinya dan gak ngerti juga apa dibacanya. Kalo ada yang ngerti, silahkan di-share yaa. hehehee :)


Sekarang, kita udah semakin dekat sama Kawah Putih-nya. Setelah berjalan dari gapura tadi kurang lebih 5 menit, kita bakal ngeliat banyak anak tangga buat turun ke kawah putih. Sebelum anak tangga itu, ada papan berisi 'kata-kata mutiara' yang musti kita camkan selama berada di Kawah Putih. Silahkan baca sendiri ya di foto itu, hehehee. :)


Sebelum kita turun tangga, juga bisa kita lihat banyak orang yang jualan bubuk belerang. Kata mereka sih, bubuk belerang itu dibuat dari belerang yang berasal dari kawah putih. Gak sempat nanya dan baca manfaatnya sih. Tapi kalo anda mau coba, bisa beli langsung disana. :)

 Gak usah lama-lama lagi, sekarang kita udah sampai di anak tangga. Mari kita turuni anak-anak tangga ini untuk sampai di kawah putih, ayo ikuti saya... :)

Dan, sekarang kita sampai di "Kawah Putih". Berikut ini adalah foto-foto hasil jeprat jepret saya di kawah Putih. Silahkan dilihat yaa, nikmati pemandangan kawah putih melalui foto-foto ini. Bagi yang belum pernah kesana, rugi deh kalo gak icip-icip nyobain keindahan alam Kawah Putih.












Indah khan pemandangan di Kawah Putih?
Tidak hanya menyajikan pesona alam yang menyejukkan mata, kawah putih juga menyajikan berbagai spot menarik buat Anda yang hobi jeprat-jepret. Truz, di kawah putih ini khan yang jelas ada kawahnya. Nah, kawahnya itu gak panas loh, jadi bisa kita pegang. Saya sih gak sempat mencelupkan tangan ke kawah, soalnya rada takut karena para pengunjung lain gak ada yang melakukannya. Cuma 1 orang pengunjung yang saya lihat berani sampai nyelupin tangan ke kawah. Kata orang itu sih dingin. :)

Di kawah putih ini, kebersihannya sangat terjaga loh. Jadi, jangan sampai kita para wisatawan merusaka kebersihan dan keindahan itu. Pemerintah setempat rupanya sangat memperhatikan masalah kebersihan ini. Buktinya, sampai disediakan tempat sampah organik dan anorganik disini. Lihat aja di foto ini :


Selain hal-hal di atas, saya menemukan hal unik juga di salah satu spot area kawah putih. Saya ketemu sebuah gua yang aneh. Kenapa saya bilang aneh? Karena di depan gua itu ada tulisan : "Jangan lama-lama berdiri di depan gua".
Gak tau juga sih kenapa ditulis seperti itu, saya jadi takut berdiri lama-lama di depan gua itu.
Mau tau gua-nya seperti apa? Lihat sendiri di foto berikut ini :



Oke, sudah cukup jalan-jalan di area kawah putih, sekarang kita balik lagi yuk ke area parkir. Untuk kembali ke area parkir awal, maka kita akan kembali naik ontang anting.
Keluar dari area Kawah Putih, kita akan kembali melewati anak tangga. Tapi anak tangga itu kali ini arahnya beda, makanya saat kita keluar dari kawah putih, kita bakal ngeliat pemandangan yang berbeda lagi dari pemandangan saat kita masuk.


Salah satu yang membedakan, saat kita keluar, kita akan menemukan area 'Saung Kecapi'. Eits, bapak yang nyaung kecapi sempat berfose dulu saat saya arahkan kamera saya ke beliau. hehehee. Wah, makasih ya Pak udah dengan senang hati mau saya potret. :)

Gak usah lama-lama lagi, langsung aja kita keluar, dan kembali naik ontang-anting untuk menuju area parkir awal.

Prinsipnya, kita gak perlu naik ontang-anting yang sama yang kita pakai saat naik ke puncak gunung patuha. Jadi kita bebas kembali milih ontang-anting mana yang bakal kita naiki untuk ke area parkir mobil kita.

Saya akhirnya langsung nyosor deh ke ontang-anting yang satu ini, mumpung masih kosong. :)


 Perjalanan saat turun, lebih menyeramkan daripada saat jalan mendaki. Serem juga sih, karena jalannya khan terjal, jadi kalo gak lihai mengemudi bahaya. Untung aja supir-supir ontang-anting itu lihai nyetirnya.

Setelah sampai kembali di area parkir, kami menyempatkan diri untuk membeli strawberry. Maklum, banyak banget yang jual strawberry disini, dan semua strawberry-nya sangat menggiurkan. Yuk icip-icip. Silahkan dilihat suasana perdagangan di area parkir mobil ini :





Bahkan, sampai tas pun dijual dengan tema strawberry juga.
Oke sekian dulu deh ya cerita-cerita saya tentang kawah putih. Nanti akan saya lanjutkan lagi ceritanya di posting berikutnya. 
Di cerita saya part 2, saya akan nunjukin pesona indah bumi pasundan lainnya, yaitu Sella Bintana.
Jangan lewatlkan, heheee :)

=============================================================

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...