Kamis, 10 Mei 2012

Cerita Unik Tentang Saya

Bagaimanakah diri saya sebenarnya? Baiklah, inilah saya.
Hampir semua orang yang mengenal saya pasti tahu kalau saya sangat suka menyanyi. Di manapun, kapanpun, secara tidak sadar saya bisa nyanyi-nyanyi sendiri kayak orang gila. Dan terkadang, volumenya itu 'out of control', yang menurut saya pelan ternyata kedengaran sama semua orang.
Tapi, jika saya menyanyi, itu artinya pertanda baik. Artinya, mood saya lagi bagus. Kebalikannya, jika dalam satu hari saya tidak ada menyanyi sama sekali, artinya saya benar-benar berada dalam mood yang buruk.

Buat saya, menyanyi itu bisa membuat rileks. Membuat hati gembira. Dalam keadaan apapun, asal hati kita senang, maka semua masalah bisa tetangani dengan baik. Nah, dulu pas SMA, banyak sekali lagu-lagu khas yang biasa dinyanyikan dalam setiap kegiatan di SMA saya. Ada yang dinyanyikan saat berbaris, saat lari, bahkan saat galau juga ada lagunya.

Seorang guru SMA pernah berkata, "Kalian tau gak kenapa diciptakan banyak lagu di sini (di sekolah saya)?"
"Tujuannya, biar kalian bisa rileks dalam setiap kegiatan. Biar walaupun kalian lagi underpressure, kalian tetap bisa enjoy".

Dari situ saya menemukan sebuah fakta, bener loh, dengan menyanyi dan musik, kita bisa enjoy. Akhirnya kebiasaan nyanyi-nyanyi itu terbawa sampai sekarang. Bahkan, saya hafal loh seluruh lagu-lagu yang dinyanyikan di jaman SMA itu. Mulai dari lagu pas lari (yang ini punya sejarah tersendiri yang bahkan ternyata teman-teman SMA lain gak lupa, sungguh apes), lagu berbaris, sampai lagu Galau.

Lagu Galau jaman SMA itu judulnya "Selamat Tinggal Ayah Bunda". Asli, sedih banget tuh lagu. Sampai sekarang sering banget saya nyanyikan kalau saya lagi galau.

Selain menyanyi, ada lagi kebiasaan saya yang sampai sekarang cuma diketahui oleh 1 orang. Yaitu melamun a.k.a berkhayal. Uniknya, kebiasaan saya ini gak kelihatan dari luar. Jadi ketika saya diam, menatap kedepan dengan muka serius, misalnya saat kuliah, bisa saja tiba-tiba dalam kepala bermunculan beragam imajinasi.

Apalagi kuliah di kedokteran yang sering banget tuh kuliahnya gak kira-kira (bisa 8 jam kuliah nonstop), membuat saya gak bisa fokus, dan akhirnya melamun. Memang dari luar, sangat susah membedakan antara saya lagi melamun atau lagi serius memperhatikan kuliah. Tapi, logika aja deh, gak mungkin kita bisa fokus kuliah lebih dari 30 menit. Kita cuma bisa fokus di 30 menit pertama, selebihnya perhatian kita bakal buyar dan gak bisa menyerap pelajaran. Itu sudah hukum alam. Makanya aku gak heran kalau ada teman-teman yang ujung-ujungnya ngobrol, ngusilin teman lain, dan tingkah aneh lainnya karena saking bosannya pas kuliah (kalo dosennya kelamaan).

Untungnya, dengan teknik melamun ini, membuat saya jadi sangat jarang sekali tertidur saat kuliah. Bahkan saat kuliah dosen yang paling killer sekalipun, saya gak tidur. Kalau udah lebih dari 30 menit, ketika fokus saya udah pecah, imajinasi di kepala saya itu muncul dengan sendirinya.

Hanya ada 1 orang guru saya yang menyadari kalau saya saat itu sedang melamun. Dia adalah seorang Guru Matematika di SMA saya. Jadi ceritanya, saat itu saya duduk di bangku kelas X. Lagi pelajaran matematika sama beliau. Muka saya khan selalu kelihatan serius dan memperhatikan saat pelajaran. Jadi kalo guru-guru lain yang ngajar, pasti gak pernah nanya-nanya ke saya tentang pelajaran yang baru diajarkan. Karena mereka anggap saya memperhatikan pelajarannya.

Lain halnya sama Guru Matematika saya yang satu itu. Beliau menyadari kalo saya sebenarnya sedang melamun. Saya saja sampai kaget. Waktu itu beliau langsung nunjuk saya : "Fachrurrozi, coba jelaskan teori yang baru saya terangkan". Jeng jeng jeng...... Aduh, saya sih bisa menjelaskannya, tapi gak sempurna. Karena itu tadi, saat itu saya sedang berada di bawah imajinasi-imajinasi saya yang bermunculan.

Beliau lalu bilang : "Saya tau siapa yang memperhatikan kuliah saya, dan yang tidak. Meskipun wajah kalian dan mata kalian terlihat memperhatikan, tapi saya tahu jika ada yang sebenarnya tidak memperhatikan."

Wah, Guru Matematika saya itu hebat banget. Selama sejarah saya sekolah, cuma ada 1 guru saya yang menyadari ketika saya sedang melamun/berimajinasi di tengah-tengah penjelasan beliau di papan tulis.

Saya gak pernah lupa tuh sama kejadian itu. Soalnya kejadian itu pertama kalinya saya alami dalam hidup saya. Sejak saat itu, saya gak pernah lagi tuh melamun pas pelajaran Matematika kalau beliau yang ngajar.,.hahahaa......


"Sedikit penutup : Kalian tau gak, ketika kita melamun, pikiran kita itu tidaklah berhenti ataupun kosong. Justru ketika kita melamun itulah pikiran kita melakukan sesuatu yang lebih dahsyat dibandingkan saat otak kita berada di bawah tekanan atau paksaan untuk belajar. Makanya, belajar itu gak bakal bisa 100 persen masuk ke otak kalo dipaksakan. Belajar itu butuh rileks. Makanya juga kalo belajar, sebaiknya jangan lebih dari 30 menit. Istirahatlah sebentar, lalu lanjutkan belajar lagi.

Belajar yang baik itu bukan dari lamanya, tapi dari seringnya. Lebih baik sering belajar meskipun cuma 30 menit, daripada belajar cuma sekali tapi dipaksakan langsung berjam-jam."

(Nah kata penutup itu saya ambil dari pesan seorang guru di SMA saya. Pesan itu gak pernah saya lupakan sampai sekarang.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...